Senin, 31 Mei 2010

Gapoktan PUAP 2009 kab. Banyuwangi

lega rasanya, setelah selama hampir satu bulan aku harus berkejaran dengan dead line, pencairan dana Program Pengembangan Usaha Agrobisnis Perdesaan (PUAP), tepatnya pada bulan agustus 2009, sk dari kementrian pertanian tentang penentuan desa - desa PUAP, waktu itu Bpk. Anton Apriantono. Sejumlah 15 desa, di 8 Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi resmi menjadi desa PUAP. Total ada 50 desa dengan desa PUAP tahun 2008.

Beberapa desa itu adalah:
1. Desa Sambirejo, 2. Desa Temurejo, 3. Desa Sraten 4. Desa Taman Agung, 5. Desa Kedaleman, 6. Desa Kaligung, 7. Desa Alas Malang, 8. Desa Gambor, 9. Desa Sidowangi, 10. Desa Bangsring, 11. Desa Kedung Ringin, 12. Desa Bumi Harjo, 13. Desa Bayu, 14. Desa Oarang harjo dan 15. Desa kaliploso.

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), dihulirkan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan dikelola oleh Gapoktan. Sistem pengelolaan dan pengembangan usaha diserahkan kepada masing - masing Gapoktan, kana tetapi tetap mengacu pada Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis yang telah ditetapkan Kementrian Pertanian Republik Indonesia.















Biarkan Semua Mengalir

Sebenarnya aku ingin menjadi luar biasa, tapi aku baru menyadari bahwa kehidupan ini adalah sesuatu yang luar biasa, meskipun hal itu adalah sesuatu yang biasa. Semuanya mengalir begitu saja. Apapun yang kualami hari ini telah meyakinkan aku, bahwa hidup hanya sekedar menjalani, semuanya terserah pada Sang Pemilik kehidupan. Hinggapun kedua orang tuaku harus dijemput maut karena usia, semuanya mengalir begitu saja. Seperti usiaku yang pelan tapi pasti, mendekatkanku pada kematian, seolah - olah bukan sesuatu yang luar biasa, semuanya mengalir begitu saja, seolah saat itu bukan semakin dekat.
hingga kini akumemilih menjadi seorang Penyelia Mitra Tani, sebuah profesi yang jauh dari disiplin ilmu yang kupelajari, aku yang lulusan fakultas sastra, kini diharapkan menjadi pendamping bagi petani, untuk sebuah LKM (Lembaga Keuangan Mikro). Sungguh ini sebuah hal baru bagiku, hingga perjalan menjadi PMT melemparkan aku dalam ruang waktu yang lebih dramatik, emosional dan menyenangkan. Berbagai pengalaman di perjalananku rasanya sayang kalau hanya terkubur dalam ingatanku, semoga aku bis berbagi, kalaupun bukan rupiah aku bisa berbagi cerita. Sebagaimana mengalirnya air, biarkan ceritaku mengalir.

pengunjung blog ini

Pengikut